Minggu, 02 November 2014

SEJARAH KAVALERI INDONESIA

 




 SEJARAH KAVALERI INDONESIA

 Embrio Kavaleri Angkatan Darat mulai timbul selama perang kemerdekaan. Pertempuran di Surabaya pada bulan Nopember 1945 yang melibatkan beberapa pemuda Indonesia diantaranya pemuda Soebiantoro yang dikemudian hari menjabat sebagai Danpussenkav.  Pada saat itu para pejuang telah menggunakan beberapa Ranpur Panser hasil rampasan dari Jepang,    Belanda dan  Inggris untuk melawan tentara Sekutu.
     Kendaraan tempur hasil rampasan tersebut telah digunakan di beberapa daerah antara lain pada akhir Desember 1949 di Palembang dan awal tahun 1950 di Pulau Jawa dan  Medan. Didorong oleh semangat, tekad dan cita-cita yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun hanya menggunakan alat peralatan yang serba terbatas, para pemuda menggabungkan Ranpur hasil rampasan perang untuk membentuk organisasi satuan berlapis baja.
     Selanjutnya pimpinan Angkatan Darat pada saat itu mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan organisasi satuan lapis baja, dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor  : 5 / KSAD / Pntp / 50 tanggal  9   Pebruari  1950  tentang pembentukan satuan Berlapis Baja. Oleh karena itu maka pada tanggal 9 Pebruari 1950 ditetapkan sebagai hari jadi Kavaleri.

PERKEMBANGAN ORGANISASI KAVALERI
 Periode 1950 - 1955.     
     Proses awal pembentukan Kavaleri diawal tahun 1950, satuan Kavaleri dibentuk dengan nama Komando Pasukan Berlapis Baja dibawah pimpinan Letkol Kav KGPH Soerjo Soejarso membawahi 4 eskadron Kavaleri di Bandung, Magelang, Palembang dan Medan. Eskadron Kavaleri tersebut dilengkapi dengan alat tempur utama kendaraan-kendaraan tempur ex KNIL berupa Ford Link, Humber Scout, Otter Body Car, Universal Carrier dan Stuart.
      Pada tanggal 21 April 1952 ditetapkan berdirinya Inspektorat Kavaleri yang mengalami perkembangan pada tahun 1954 dengan pembentukan 7 Eskadron Kavaleri sebagai berikut :
  1. Inspektorat Kavaleri di Bandung.
  2. Pusat pendidikan Kavaleri di Bandung.
  3. Eskadron Kavaleri 1 di Padalarang di bawah Panglima TT  III / Siliwangi.
  4. Eskadron Kavaleri III di Magelang di bawah Panglima TT  IV / Diponegoro
  5. Eskadron Kavaleri IV di Palembang di bawah   Panglima TT  II / Sriwijaya.
  6. Eskadron Kavaleri V di Medan dibawah Pimpinan TT I / Bukit  Barisan.
  7. Eskadron Kavaleri A di Malang di bawah Panglima TT V /  Brawijaya.
  8. Eskadron Kavaleri B di Bandung di bawah Panglima TT III / Siliwangi.
  9. Eskadron Kavaleri Berkuda di Parongpong.
     Dengan peralatan yang terbatas, namun dengan semangat yang tinggi satuan Kavaleri Angkatan Darat terlibat dalam operasi menumpas pemberontakan di daerah-daerah,  antara lain :
  1. Angkatan Umat Islam (AUI) di Kebumen Jawa Tengah.
  2. Merapi Merbabu Compleks (MMC) di Jawa Tengah.
  3. Republik Maluku selatan (RMS) di Maluku.
  4. DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh dan Sulawesi Selatan.
  5. PRRI/Permesta di Sumbar dan Sulut.
     Pada tanggal 7 Juni 1956 diadakan perubahan organisasi dari Inspektorat Kavaleri menjadi Pusat Kavaleri sesuai dengan Surat Keputusan Kasad    nomor : Kpts/78/6/1956 tanggal 7 Juni 1956.
 Periode 1958 - 1965.  
     Pada periode ini terjadi perubahan  organisasi di lingkungan   TNI AD termasuk Kesenjataan Kavaleri dimana Pusat Kavaleri dirubah menjadi Pusat Kesenjataan Kavaleri sesuai  dengan  Surat  Keputusan    Men  /  Pangad   nomor :  Kpts  / 1588 / 11 /  1962   tanggal  16 Nopember 1962. 
Demikian pula Eskadron Kavaleri divalidasi menjadi Batalyon Kavaleri yaitu :
    1. Eskadron Kavaleri 1 menjadi   Batalyon  Kavaleri I di  Padalarang.
    2. Eskadron Kavaleri  “ B ” menjadi Batalyon Kavaleri  4  di Bandung.
    3. Eskadron Kavaleri IV menjadi  Batalyon  Kavaleri di  5  di  Palembang.
    4. Eskadron Kavaleri  Berkuda  menjadi  Resimen  Kavaleri  Berkuda.
Disamping itu juga diadakan pembentukan  2 Batalyon baru yaitu Yonkav-7/Sersus dan Yonkav-8 / Tank kemudian Yonkav-9/ Penyerbu dan Denkav Ujung Pandang sebagai embrio untuk pembentukan Batalyon Kavaleri 10.
 Periode 1965-1980.
     Satuan-satuan Kavaleri banyak yang dilibatkan dalam penumpasan pemberontakan G.30.S / PKI.
  1. Brigade Kavaleri 1/Limpung Alugoro dibawah pimpinan Letkol Kav R. Wing Wiryawan  bergerak dari Bandung ke Jakarta dan Jawa Tengah untuk  menyelamatkan Ibukota dan wilayah lainnya dari   pemberontakan.
  2. Yonkav-2/Serbu di Magelang telah berhasil menguasai kota Semarang dari tangan pemberontak.
  3. Yonkav-3/Serbu di Malang berhasil   menguasai daerah Blitar Selatan yang dijadikan basis pemberontakan PKI.
     Di bidang organisasi dalam periode ini merupakan periode pemantapan dalam rangka mendukung konsep pengembangan kekuatan Kavaleri Angkatan Darat. Di bawah pimpinan Brigjen TNI R.B. Soewito dicanangkan gagasan pengembangan Kavaleri yang dikenal dengan proyek “Giling Wesi” antara lain dengan dibentuknya Yonkav 10 Dam XIV/Hasanuddin pada tahun 1975.
 Periode 1980-1990.
     Periode ini ditandai dengan adanya proyek Beta yaitu pengadaan Ranpur antara lain AMX-13/105 sebanyak 100 unit untuk menggantikan Ranpur AMX-13/75 Kostrad dan direncanakan untuk pengisian Batalyon Kavaleri Kewilayahan. Pada saat itu Pusat Kavaleri di bawah pimpinan Brigjen TNI Haryono P. (Alm).  Pada periode itu pula Brigkav / Kostrad tepatnya pada tahun 1985 telah dilikuidasi berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/ 220 / III/1985 tanggal 18 Maret 1985 dan unsur manuvernya dimasukkan ke Divisi Kostrad dan Kodam Jaya. 
  1. Yonkav 1/Tank menjadi organik Divif 1/ Kostrad.
  2. Yonkav 8/Tank menjadi organik  Divif 2/ Kostrad.
  3. Yonkav 9/Penyerbu menjadi  organik  Brigif 1/JS Kodam  Jaya.
     Berdasarkan Skep kasad nomor : Skep/26a/V/1985 tanggal     27 Mei 1985, Pusat Kavaleri (Puskav) direorganisasi menjadi Pusat   Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) yang semula dibawah Kobangdiklat menjadi Badan pelaksana Pusat Pembina teknis Kecabangan langsung dibawah Kasad.   Demikian juga Pasinkavkud divalidasi menjadi Sekavkud  di bawah Pusdikkav. Pada periode ini pula pada tahun 1984 dilakukan pengadaan Ranpur Co. Scout dan Co. Ranger dari Amerika Serikat.
Periode 1990-2001.
a.   Bidang materiil. Pada periode ini dilakukan proses memperpanjang usia Ranpur aset lama (konservasi) melalui rekondisi, repowering ataupun retrofitting.  Pada tahun 1995-1997, dilakukan pengadaan Ranpur Tank Scorpion dan Stormer dari Inggris serta Panser VAB-NG dan juga Ranpur Panser Panhard VBL dari Perancis.
b.       Bidang Organisasi.
    • Pengembangan organisasi di lakukan dengan pembentukan 2 Denkav di Kodam VI/Tanjungpura dan 1 embrio Denkav di Kodam XVII/Trikora yang dilengkapi dengan Ranpur BTR, Saladin dan Ferret hasil repowering yaitu :
      1. Denkav - 1 Dam VI /Tpr dibentuk pada bulan September 1996.
      2. Denkav - 2 Dam VI / Tpr dibentuk pada bulan  Maret 1997.
      3. Embrio Denkav - 3 Dam XVII/ Tkr dibentuk pada bulan September 1997.
    • Berdasarkan keputusan Kasad nomor : Kep/7/V/2000 tanggal 26 Mei 2000 Yonkav Serbu di Validasi menjadi Yonkav Tank dan Kikavser BS dan Keputusan Kasad    nomor :   Kep / 8 / V / 2000 Yonkav-7/Sersus di Validasi menjadi Yonkavser, realisasinya menunggu kebijaksanaan lebih lanjut.
    • Berdasarkan Keputusan Kasad nomor : Kep /21/VI/ 1999 tanggal 18 Juni 1999. Struktur organisasi Pusdikkav yang semula dibawah Pussenkav beralih Komando dibawah Kodiklat Angkatan Darat. Dampak dari perubahan tersebut, Sekavkud tidak lagi berada dibawah Pusdikkav sehingga dimasukkan kedalam struktur organisasi Pussenkav dengan nama Denkavkud sesuai Keputusan Kasad nomor : Kep/9/  V/2000 tanggal  26 Mei 2000.
    • Berdasarkan Skep Kasad nomor : Skep/ 1/I/2001 tanggal 16 Januari 2001 Tonkavsus Paspamvip Dam IX / Udy divalidasi menjadi Kikavser Denkav-4 Dam IX/Udy.
Periode 2001-2007.
a.     Bidang materiil.     Pada periode ini dilakukan proses penataan Ranpur ke Satuan-satuan Kavaleri dalam pulau Jawa sebanyak 130 unit dan pengadaan 32 unit Panser VAB-NG buatan Perancis untuk penugasan pasukan penjaga perdamaian Garuda XXIII-A / UNIFIL di Libanon.
b.       Bidang Organisasi.
    • Berdasarkan Surat Perintah Kasad nomor : Sprin/1600/X/2004 tanggal 4 Oktober 2004 struktur organisasi Pussenkav yang semula dibawah Mabesad beralih Komando dibawah Kodiklat TNI AD.  Pusdikkav yang semula dibawah Kodiklat TNI AD beralih Komando dibawah Pussenkav.
    • Berdasarkan Surat Keputusan Kasad nomor : Skep/374/X/2005       tanggal 24 Oktober 2005 tentang penyesuaian organisasi dan tugas Yonkav Serbu dan alih Kodal Kikavser jajaran Kodam III/Slw, Kodam IV/Dip dan Kodam V/Brw maka  : 
      1. Yonkav-2/Serbu divalidasi menjadi Yonkav-2/Tank dan Kikavser-2/BS.
      2. Yonkav-3/Serbu divalidasi menjadi Yonkav-3/Tank dan Kikavser-3/BS.
      3.  Yonkav-4/Serbu divalidasi menjadi Yonkav-4/Tank dan Kikavser-4/BS.
    • Pengembangan Organisasi dilakukan dengan pembentukan 1 Yonkav, 2 Denkav dan 2 Kikavser  yaitu : 
      1. Denkav-5 Dam XVI / PTM  dibentuk pada bulan Pebruari 2005.
      2. Yonkav-11 Dam IM dibentuk pada bulan  Mei  2005.
      3.  Denkav-3 Dam XVII/TKR  pada bulan Oktober 2005.
      4.  Kikavser Dam I/BB Pekanbaru pada bulan Juli 2006.
      5.  Kikavser Dam VII/WRB Manado pada bulan Juli 2006.
Periode tahun 2007 – 2011.
     Pada periode tahun 2007, Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) PT. Pindad diberikan otoritas untuk memproduksi Alutsista Ranpur dengan mengadopsi jenis Ranpur VAB yang telah dimiliki. Pada tahun 2009, PT. Pindad telah berhasil membuat Ranpur jenis Panser yang kemudian diberi nama Ranpur APS Anoa (6x6) yang didistribusikan kepada TNI AD melalui beberapa tahap. Sampai dengan saat ini Kavaleri TNI AD telah memiliki Ranpur Panser APS Anoa (6x6) sejumlah 39 unit dengan teknologi yang cukup modern.
Periode tahun 2011 – Sekarang.
      Berdasarkan kebijakan pimpinan TNI AD TA.2011 tentang program modernisasi Alutsista bagi satuan TNI AD, maka pembelian Tank MBT Leopard direncanakan akan memperkuat  Alutsista Kavaleri TNI AD. Pada tanggal  30 Januari s.d 4 Februari 2012 Wakasad selaku pimpinan Tim dari delegasi Indonesia bersama Danpussenkav Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Purwadi Mukson S.IP, melaksanakan kunjungan ke Negara Belanda dalam rangka proses negosiasi dan pengecekan kondisi Ranpur Tank MBT Leopard yang ditawarkan oleh Pemerintah Negara Belanda.
     Pada  tanggal 3 s.d 7 Juli 2012 dilaksanakan peninjauan langsung ke Negara Principal (Jerman)  oleh Wakasad dan Danpussenkav Kodiklat TNI AD guna melakukan penawaran Ranpur MBT Leopard 2 dari Krauss Maffei Wegman GmbH (KMW) dan Rheinmetall Landsysteme GmbH (Rheinmetall).
     Pada tanggal 26 Juli 2012 Kasad memutuskan  pembelian Tank MBT Leopard 2 RI dari Jerman dan klarifikasi langsung kepada pihak Rheinmetall Landsysteme GmbH. Adapun jenis-jenis Tank yang akan dibeli adalah Leopard 2 RI sejumlah 61 unit, MBT Leopard 2A4 sejumlah 42 unit, Tank Recovery Buffalo ARV3 sejumlah 4 unit, Tank AVLB Biber sejumlah 3 unit, Tank Engineering AEV Dachs sejumlah 3 unit, Driver Trg Tank Leopard 2 sejumlah 1 unit, Tank KO, Tank Logistic, Tank APC, Tank Ambulance dan Tank Komob (Tank Marder) sejumlah 50 unit, Tank Transforter sejumlah 2 unit dan Tank Instruction (Training) sejumlah 1 unit.
     Selain itu program modernisasi Alutsista Kavaleri TNI AD juga dilakukan dengan pengadaan Ranpur ”TARANTULA” Panser Kanon buatan Korea sejumlah  22 unit yang dilengkapi dengan Turret CSE90 dan Senjata Kanon 90 mm MK3M-A1 Cockerill.


 PERKEMBANGAN ALUTSISTA KAVALERI TERBARU 

Modernisasi Alutsista Kavaleri TNI AD

Guna meningkatkan kemampuan Tri Daya Cakti Satuan Kavaleri TNI AD, tidak ada cara lain kecuali melalui upaya modernisasi Alutsista yang memiliki teknologi kelas dunia.
 Meningkatkan Kemampuan Tri Daya Cakti

Oleh : Brigadir Jenderal TNI Purwadi Mukson, S.IP (Danpussenkav)

Sebagai salah satu kecabangan pokok TNI AD, satuan Kavaleri memiliki tugas pokok menyelenggarakan pertempuran darat dengan menggunakan kendaraan tempur dan atau kuda militer sebagai peralatan utamanya yang bercirikan Tri Daya Cakti (Tiga Kekuatan Ampuh) yaitu Daya Tembak (Fire Power), Daya Gerak (Mobility), dan Daya Kejut (Perpaduan daya tembak dan daya gerak).

Sejalan dengan penggunaan Alutsista berteknologi tinggi, Pussenkav dalam mendukung kepentingan strategis pertahanan senantiasa berupaya mengikuti perkembangan kemajuan teknologi sistem senjata satuan Kavaleri negara-negara maju termasuk yang dimiliki oleh negara tetangga, serta berupaya menciptakan keseimbangan daya tempur relatif yang salah satunya dengan menyusun Rencana Strategis Membangun Postur Kavaleri TNI AD dan Pengembangan Organisasi menuju Minimum Esential Force (MEF) guna meningkatkan kemampuan Tri Daya Caktinya, sebagaimana yang disampaikan Presiden SBY dalam Keynote Speech dan acara seminar di Seskoad tanggal 19 September 2008 mengatakan “Kita harus mempunyai Arm Force yang cukup dan kita harus mempunyai prinsip Minimum Essential Force dalam anggaran kita”. Oleh karena itu, modernisasi Alutsista Kavaleri TNI AD merupakan kebutuhan mutlak dan mendesak untuk menambah kekuatan pokok minimalnya dengan tidak mengurangi kemampuan Tri Daya Cakti yang sudah melekat sejak dulu.
 Latar Belakang

Saat ini kekuatan Ranpur Kavaleri TNI AD masih jauh dari yang diharapkan dihadapkan pada tantangan tugas yang diemban satuan Kavaleri. Pada umumnya Ranpur yang dimiliki satuan Kavaleri merupakan tipe tank ringan (light tank). Bila dibandingkan dengan Ranpur yang dimiliki beberapa negara di kawasan Asia tenggara sebagaimana peta kekuatan tersebut di bawah ini, maka imbangan daya tempur relatif (kesetaraan) Satuan Kavaleri TNI AD jauh di bawah rata-rata negara-negara di Asia Tenggara.

Dari gambaran varian tersebut di atas, maka harus jujur diakui bahwa implementasi Doktrin Kavaleri TNI AD yang dijabarkan kedalam fungsi utama satuan Kavaleri TNI AD yaitu melaksanakan fungsi penggempur dan fungsi pengamanan belum mampu dilaksanakan secara optimal. Mengingat untuk mampu melaksanakan fungsi penggempur (doktrin tank lawan tank), maka spesifikasi Ranpur yang dibutuhkan adalah yang mampu menghancurkan tank lawan dengan senjata utamanya kanon kaliber besar > 105 mm yang hanya di miliki oleh ranpur kelas sedang dan berat, sementara Ranpur Kavaleri TNI AD saat ini hanya type tank ringan. Demikian pula untuk melaksanakan fungsi pengamanan, disamping dibutuhkan Ranpur kelas ringan untuk tugas-tugas pengamanan tetap dibutuhkan Ranpur kanon dari kelas sedang dengan kaliber 90 mm atau 105 mm.


Imbangan daya tempur Satuan Kavaleri TNI AD dengan negara tetangga

Dengan demikian parameter kemampuan Tri Daya Cakti satuan Kavaleri baik sejak dulu dan untuk kedepan sangat dipengaruhi oleh kondisi Alutsista yang akan mengisi organisasi satuan kavaleri TNI AD sesuai fungsi utama sebagai fungsi penggempur dan sebagai fungsi pengamanan. Oleh karenanya ke-bijaksanaan modernisasi Alutsista Kavaleri TNI AD merupakan hal yang tepat dengan memenuhi kebutuhan TNI AD dengan Ranpur kelas berat, sehingga kemampuan Tri Daya Cakti satuan Kavaleri TNI AD menjadi setara dengan Ranpur Kavaleri negara-negara tetangga.
 Babak Baru Sistem Pertahanan Matra Darat
Pengadaan Alutsista TNI AD merupakan babak baru sistem pertahanan matra darat di Indonesia sejalan dengan perkembangan teknologi sistem persenjataan yang dimiliki oleh negara-negara di dunia dengan didukung oleh kondisi perekonomian Indonesia yang semakin baik. Pengadaan Alutsista TNI AD termasuk tank kelas berat untuk satuan Kavaleri TNI AD bukan dimaksudkan dalam konteks “balancing of power” tetapi untuk mendapatkan kesetaraan dalam diplomasi militer.

MBT Leopard 2A6 yang direncanakan akan mengisi Satkav TNI AD kedepan

Pertimbangan strategis lainnya bahwa dengan diakuisisinya Ranpur MBT, jelas akan meningkatkan kemampuan Satuan TNI AD dalam menjalankan doktrin “tank lawan tank” dimana dengan kanon kaliber 120 mm akan memiliki kemampuan daya gempur (fire power) yang sangat dahsyat didukung oleh kemampuan mobilitas yang sangat tinggi, sehingga menimbulkan aspek daya kejut yang dahsyat pula. Dapat mengembangkan taktik dan strategi baru baik untuk menyerang maupun bertahan serta mampu meningkatkan kemampuan daya tangkal (deterent effect). Disisi lain dengan dimilikinya Ranpur kelas MBT akan meningkatkan moral prajurit terutama apabila terjadi perang dan meningkatkan daya gentar bagi pihak lawan.
 Pengadaan Tank Leopard bagi TNI AD

Untuk melengkapi tulisan ini diinformasikan pentingnya Satuan Kavaleri TNI AD memiliki Ranpur Kelas MBT (Main Battle Tank) yang merupakan bagian dari modernisasi Alutsista TNI AD. Ranpur MBT yang mempunyai persenjataan utama Kanon kaliber 120 - 125 mm, dilengkapi senjata pendukung Coaxial 12,7 mm serta dapat dilengkapi dengan Rudal ATGM (Anti Tank Laser Guided Missile), sistem penembakan telah dilengkapi dengan LRF (Laser Range Finder) yang dapat melihat siang dan malam (thermal system), dilengkapi stabilizer sehingga mampu menembak dalam posisi bergerak (moving) serta memiliki daya akurasi yang maksimal. Kemampuan lindung lapis baja mampu menahan tembakan senjata kanon 40 mm yang tidak dimiliki oleh Ranpur tank kelas medium maupun tank ringan.

Sehubungan rencana Ke-menterian Pertahanan akan dilengkapinya Satuan Kavaleri TNI AD dengan tank sekelas MBT (Tank Leopard), banyak pengamat militer bahkan para senior dari Purnawirawan yang mengomentari bahwa penggunaan Ranpur Kelas Berat merupakan kebijaksanaan yang keliru serta tidak cocok dengan kondisi geografis di wilayah Indonesia, yang lebih cocok adalah tank kelas ringan. Pendapat-pendapat tersebut kurang tepat, mengingat beberapa negara tetangga yang kondisi geografisnya sama dengan Indonesia saat ini juga menggunakan MBT apalagi prasarana infrastruktur Indonesia saat ini jauh lebih baik dibandingkan sebelum tahun 80-an.
Penggolongan Ranpur TNI AD dibagi kedalam 3 Kelas : kelas ringan, kelas sedang dan kelas berat
Dikarenakan Indonesia merupakan Negara Kepulauan, maka para senior kavaleri jauh sebelumnya telah membagi Type Ranpur menjadi 3 (tiga) kelas yaitu kelas ringan, sedang/medium dan berat.

Adapun keraguan bahwa kontur tanah di Indonesia tidak mampu menahan beban Tank Leopard yang memiliki bobot tempur 62,5 Ton, bukanlah pendapat yang dapat dibenarkan. Mengingat bahwa tank bergerak menggunakan roda rantai (track) yang sudah didesain sedemikian rupa didukung oleh kemampuan mesin yang sudah diperhitungkan, sehingga tidaklah aneh apabila tank tetap mampu bergerak lincah sekalipun di medan berlumpur. Penghitungan tersebut dapat diukur dengan mengunakan Ilmu Fisika terkait perhitungan beban/tekanan jejak yang dikenal dengan istilah “ground pressure”.

MBT Leopard 2A6 mampu melintasi tanah yang lembek dan berlumpur

Sebagai perbandingan Tank Leopard 2A6 dengan bobot 62,5 Ton tekanan jejaknya hanya 0.9941 kg/cm² (sekitar 14,1 Psi), sedangkan Toyota Kijang dengan bobot 1,650 Ton ternyata tekanan jejaknya 2.331 kg/cm² (sekitar 33,1 Psi).

Namun demikian bukan berarti MBT sekalipun sekelas Leopard 2A6 sama sekali tidak bisa terjebak dalam medan yang sukar. Kemungkinan tersebut tetap ada, tentunya sudah diperhitungkan meskipun dioperasionalkan oleh pengemudi Ranpur yang andal sekalipun. Guna mengatasi medan-medan sukar termasuk kemampuan jembatan yang disebabkan karena konstruksi yang meragukan, maka dilengkapi dengan Ranpur pendukung seperti Ranpur recovery (Armored Recovery Vehicle) dan Ranpur Jembatan/AVLB (Armoured Vehicle Launching Bridge).
 Mengapa Tank Leopard-2 menjadi pilihan Kavaleri TNI AD
Disamping track record yang telah teruji di medan perang (battle proven), Tank Leopard-2 buatan Jerman merupakan MBT yang paling banyak digunakan oleh negara-negara di dunia (18 negara). Hal lain yang menjadi dasar perhitungan disamping harganya murah adalah adanya jaminan dan kemudahan-kemudahan yang tidak mengikat. Dengan demikian penggunaan untuk jangka panjang tidak menjadi hambatan seperti jaminan suku cadang, proses ToT (Transfer of Tecnology) dalam rangka membantu BUMNIP maupun BUMNIS serta pelatihan-pelatihan.

Mengakhiri tulisan ini dapat disimpulkan bahwa guna meningkatkan kemampuan Tri Daya Cakti Satuan Kavaleri TNI AD adalah tidak ada cara lain yaitu melalui upaya modernisasi Alutsista yang memiliki teknologi kelas dunia. Pemilihan MBT Leopard-2A6 buatan Jerman merupakan pilihan yang tepat baik dalam rangka meningkatkan imbangan daya tempur relatif sekaligus mempercepat proses kemandirian industri strategis. Selamat datang MBT di jajaran Satuan Kavaleri TNI AD ”Jaya dimasa perang berguna dimasa damai”.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar