“LEOPARD” Lapis Baja Penjaga Negara
Tuesday, April 8th, 2014 @ 2:15PM
Kewibawaan suatu negara sangat bergantung pada kekuatan
militernya, tanpa bermaksud mengesampingkan aspek-aspek lain tentunya.
Kekuatan militer ini bisa terwujud jika didukung oleh komposisi
Alutsista yang modern dan canggih. Hal itulah yang terus dikembangkan
oleh TNI AD untuk mewujudkan TNI AD yang kuat dan disegani oleh negara
lain. Setelah lebih dari 65 tahun merdeka, TNI AD akhirnya diperkuat
oleh main battle tank (MBT) atau tank tempur utama. Jika
dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia termasuk
negara terakhir yang memiliki MBT. Kalah jauh dibanding dengan negara
tetangga, Malaysia dan Singapura. Walaupun tertinggal, kita patut
berbangga karena MBT yang dipesan memiliki spesifikasi tercanggih
dibanding yang dimiliki negara-negara Asia Tenggara.
Sebanyak 103 MBT Leopard eks Angkatan Darat Jerman telah dipesan oleh
Kementrian Pertahanan untuk memperkuat satuan Kavaleri TNI AD. Tank yang dipesan terdiri dari 42 Leopard
2A4 dan 61 Leopard Revolution RI (nama RI disematkan sesuai spesifikasi
pesanan khusus Indonesia). Tank-tank tersebut rencananya akan
ditempatkan dibeberapa satuan Kavaleri sebagai berikut: Yonkav 1/Kostrad
(13 Leopard 2A4 & 28 Leopard 2 RI), Yonkav 8/Kostrad (28 Leopard
2A4 & 13 Leopard 2 RI), Pusdikkav (3 Leopard 2 RI & 1 Leopard
2A4), Kikav CAMB (13 Leopard 2 RI) dan Kikav Puslatpur (4 Leopard 2 RI)
Banyak pihak yang mempertanyakan, apakah kendaraan lapis baja seberat
lebih dari 60 ton ini akan merusak jalan dan jembatan di Indonesia
ketika bermanuver? Kekhawatiran berbagai pihak ini terjawab setelah kita
mempelajari spesifikasi dari MBT Leopard ini. Meskipun mempunyai berat 60 ton, tekanan jejak di tanah hanya 0,8 kg/cm² atau 8,9 ton/m². Jika dibandingkan dengan tank-tank
ringan yang sudah dipunyai oleh TNI AD saat ini, yaitu AMX-13 dan
Scorpion, tekanan jejaknya relatif sama. Dengan tekanan jejak tersebut, tank
ini memenuhi syarat untuk lewat jalan kelas I dan II yang
berspesfiikasi tekanan jejak ±10 ton. Sementara ketika melewati
jembatan, beban terbagi rata tank adalah ±2.38 kNm². Pada umumnya
jembatan di Indonesia mampu menahan beban terbagi rata 4.46 kN/m² untuk
jembatan dengan lebar 6 meter dan panjang 40 meter. Untuk urusan medan off road, Leopard mampu mengarungi medan berlumpur dan sungai dengan kedalaman kurang dari 4 meter.
Masuk ke dalam sistem persenjataan, Leopard pesanan TNI AD dilengkapi meriam utama Rheinmetall L55 kaliber 120 mm smoothbore gun.
Tank ini mampu membawa 42 buah munisi meriam. 15 buah sudah terisi di
dalam sistem senjata dan dapat ditembakkan secara otomatis, sedangkan
sisanya harus diisikan secara manual. Tank juga dilengkapi dengan
senapan mesin ringan MG3A1 kaliber 7,62 mm. Senjata ini dapat
ditembakkan dengan kendali remote control sehingga prajurit tidak perlu muncul keluar untuk melakukan penembakan dan keselamatan pun lebih terjamin.
Untuk urusan dapur pacu, sebuah mesin MTUMB 873 Ka-501 liquid cooled V12 Twin Turbo Diesel bercokol dalam body
tank. Mesin ini mampu menyemburkan tenaga 1.500 tenaga kuda pada 2600
RPM. Daya jelajahnya pun tidak sembarangan. Dengan bekal 1.200 liter
solar di tangki, “si macan tutul” ini mampu menjelajah sampai 550 km
dengan kecepatan maksimal 72 km/jam.
Untuk urusan proteksi terhadap serangan senjata lawan, tank ini dilapisi dengan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP) yang terdiri dari material nanokeramik terbaru, modern titanium dan baja alloy.
Paket proteksi anti ranjau pun disematkan. Karena sifatnya modular atau
bisa dilepas, komposisi lapisan tergantung pesanan disesuaikan dengan
penggunaannya, apakah menangkis serangan rocket-propelled grenade (RPG) atau improvised explosive device (IED). Sifat
modular ini juga sangat memudahkan dalam penggantian lapisan yang rusak
akibat serangan senjata lawan. Fitur-fitur proteksi tersebut diharapkan
dapat meningkatkan keselamatan crew yang terdiri dari komandan,
pengemudi, penembak dan pembantu penembak.
Semoga dengan kedatangan MBT ini TNI AD kita akan semakin disegani
dan tidak diremehkan oleh negara-negara lain. Alutsista yang semakin
canggih pun diharapkan dapat menjadi suntikan moril para prajurit dalam
bertugas. Akhir kata, negara yang mau mencoba-coba mengusik kedaulatan
NKRI pun dapat membuang jauh-jauh niatnya. Salam pertahanan. (MH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar