Sejarah Akademi Militer (Akmil) bermula dari didirikannya
Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas
perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI
Oerip Soemohardjo. Pada tahun 1950, MA Yogyakarta setelah meluluskan dua
angkatan, karena alasan tehnis, ditutup untuk sementara dan taruna
angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Nederland.
Pada kurun waktu yang sama diberbagai tempat lain (Malang, Mojoangung,
Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat)
didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD / ABRI
pada waktu itu.
Pada
tanggal 1 Januari 1951 di Bandung didirikan SPGi AD (Sekolah Perwira
Genie Angkatan Darat), dan pada tanggal 23 September 1956 berubah
menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat).
Sementara itu pula pada tanggal 13 Januari 1951 didirikan pula P3AD
(Pusat Pendidikan Perwira Angkatan
Darat) di Bandung. Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI
AD, maka muncul gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu
Akademi Militer, gagasan ini pertama kali dimunculkan pada sidang
parlemen oleh Menteri Pertahanan pada tahun 1952. Setelah melalui
berbagai proses, maka pada tanggal 11 Nopember 1957 pukul 11.00 Presiden
RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI,
meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan
di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA
Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna
AMN angkatan ke-4.
Pada
tahun 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan
ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di
Magelang.
Mengingat
pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki
Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan
(AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas,
maka pada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi
Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan,
yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat. Akabri Bagian Umum
mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar
Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri bagian Darat mendidik
taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV. Pada
tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri
Bagian Darat.
Dalam
rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984
Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).
Pada tanggal 1 April 1999 secara
resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah
menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI.
Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari
AKMIL, AAL, AAU.
Berdasarkan
Perpang Nomor :Perpang/ 28/ V/ 2008 tanggal 12 Mei 2008 Pendidikan
Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12
bulan langsung dibawah Mako Akademi TNI. Kemudian AKMIL
menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II,
III dan IV
VISI
DAN MISI AKADEMI MILITER
1. | Visi
: |
| Melahirkan Perwira yang memiliki karakter, berpengetahuan global,
berwawasan kebangsaan dan profesional serta dicintai rakyat. |
2. | Misi |
|
a. Membentuk Taruna
menjadi Perwira yang memiliki karakter, sikap dan perilaku sebagai
prajurit Saptamarga.
b. Membekali Taruna
dengan pengetahuan dan keterampilan dasar keprajuritan yang
berkemampuan intelektual setingkat akademi/ perguruan tinggi.
c. Membentuk Taruna yang memiliki kesemaptaan
jasmani yang prima.
|
KURIKULUM PENDIDIKAN
AKADEMI MILITER
PERATURAN KASAD
Nomor : Perkasad 8 / V / 2009 tanggal 19
Mei 2009
-
KODE
KURIKULUM : Nomor :
00 - A1 - AKMIL - 2009.
-
WAKTU OPERASIONAL KURIKULUM : 4 tahun (Taruna Akmil)
-
Taruna Akademi TNI ( Candradimuka ) :
1 tahun (2 semester) : 52 SKS
- Taruna
Akmil :
3 tahun (6 semester) : 144 SKS
-
TEMPAT
PELAKSANAAN PENDIDIKAN : Pendidikan dilaksanakan sebagai berikut :
-
Taruna Akmil di Akmil Magelang.
-
Sesarcab
di Pusdik Jajaran Kodiklat TNI AD.
-
TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan Akademi Militer bertujuan untuk membentuk Taruna
Akademi Militer menjadi Perwira TNI AD yang memiliki sikap dan perilaku
sebagai prajurit Saptamarga, pengetahuan dan keterampilan dasar
golongan Perwira, berkualifikasi akademis Program Diploma IV ( D IV )
Pertahanan serta jasmani yang samapta.
-
KEMAMPUAN KELUARAN PENDIDIKAN
-
Memiliki
kemampuan dalam menghayati dan mengimplementasikan integritas
kepribadian sebagai Prajurit Saptamarga.
-
Memiliki
kemampuan memimpin dan membina satuan serta mampu melaksanakan tugas
staf secara terbatas pada kecabangan masing-masing.
-
Memiliki
kemampuan melaksanakan dasar taktik dan teknik militer serta mampu
memelihara kondisi jasmani yang samapta.
-
Memiliki
kemampuan mengembangkan IPTEK militer
dan umum didukung wawasan kebangsaan yang luas dan wawasan akademik.
-
Memiliki
kompetensi untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
profesi dalam rangka melaksanakan tugas untuk kepentingan pertahanan
negara.
-
TUGAS -
TUGAS KELUARAN PENDIDIKAN.
Melaksanakan tugas sebagai Komandan Peleton atau setingkat
pada jabatan golongan VIII kecabangan masing-masing.
Mengimplementasikan kemampuan akademik Sarjana Sains Terapan Pertahanan
guna mendukung tugas TNI AD dalam pertahanan negara matra darat.
-
SASARAN YANG INGIN DICAPAI.
-
Bidang Pengembangan Kepribadian.
-
Menjadi Warga Negara yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.
-
Memiliki
keyakinan yang kuat terhadap ideologi Pancasila sebagai satu-satunya
ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
-
Memahami, menghayati dan mengaplikasikan
tentang keharusan dan larangan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat,
yang rela berkorban demi
bangsa dan negara dalam melaksanakan pertahanan negara.
-
Memiliki
integritas kepribadian yang tinggi, terbuka dan tanggap terhadap
perubahan, kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta masalah yang dihadapi khususnya
yang berkaitan dengan bidang keahliannya.
-
Memiliki loyalitas, ketaatan dan kepatuhan kepada atasan, serta
mendahulukan tugas diatas segala-galanya.
-
Memiliki keteguhan, keberanian, ketabahan, keteladanan dalam
sikap prilaku dalam
melaksanakan tugas berdasarkan hukum serta perundang-undangan yang
berlaku.
-
Peka
terhadap permasalahan yang berkembang dalam masyarakat, khususnya yang
berkaitan dengan Kemanunggalan TNI - Rakyat.
-
Memiliki keberanian memerintah, menegor
dan mengoreksi kesalahan anak buah.
-
Bidang
Pengetahuan dan Keterampilan.
-
Bidang Pengetahuan.
-
Memiliki
pengetahuan di bidang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan di bidang teknik dan taktik bertempur.
-
Memiliki
pengetahuan di bidang kepelatihan dan keguruan secara terbatas.
-
Memiliki
pengetahuan militer umum bidang mental ideologi, kejuangan dan
kepemimpinan.
-
Memiliki
pengetahuan di bidang persenjataan dan peraturan militer dasar.
-
Memiliki
pengetahuan bidang intelijen dan teritorial terbatas.
-
Memiliki
pengetahuan dasar teknologi dan dasar strategi yang menunjang langsung
kebutuhan profesi maupun bekal dalam pengembangan diri.
-
Memiliki
pengetahuan untuk memahami, menganalisis dan menyelesaikan permasalahan
bidang pertahanan, serta
melaksanakan analisa secara kualitatif dan kuantitatif serta penalaran
yang kuat dan berpikir mandiri.
-
Memiliki
pengetahuan dasar yang baik di bidang bahasa.
-
Memiliki
pengetahuan dasar di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
sosial dan humaniora.
-
Memiliki
pengetahuan kecabangan, yang mendukung tugas-tugas sebagai Danton atau
setingkat.
-
Memiliki
kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai disiplin ilmu
kesarjanaan bidang pertahanan negara.
-
Memiliki
pengetahuan pembinaan jasmani dan kemampuan menerapkan pembinaan
jasmani secara benar di satuan.
-
Memiliki
kondisi jasmani yang samapta (postur prajurit, kesegaran jasmani dan
ketangkasan jasmani), sehingga
mewujudkan kewibawaan lahiriah sebagai Perwira TNI AD.
-
Bidang
Keterampilan.
-
Memiliki
keterampilan di bidang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasan di bidang teknik dan taktik bertempur.
-
Memiliki
keterampilan di bidang kepelatihan dan keguruan secara terbatas.
-
Memiliki
keterampilan di bidang persenjataan dan peraturan militer dasar.
-
Memiliki
keterampilan untuk memahami, menganalisis dan menyelesaikan
permasalahan bidang pertahanan serta melaksanakan analisa secara
kualitatif dan kuantitatif serta penalaran yang kuat dan berpikir
mandiri.
-
Memiliki
keterampilan dasar yang baik di bidang bahasa.
-
Memiliki
kompetensi keterampilan sesuai disiplin ilmu kesarjanaan bidang
pertahanan negara.
-
Bidang
Profesi. Sasaran yang ingin dicapai
sesuai dengan program studi antara lain :
-
Program Studi Manajemen Pertahanan.
-
Memiliki kemampuan dasar Manajemen Pertahanan sesuai dengan perannya dalam penugasan di
lapangan.
-
Mampu melaksanakan
tugas profesi di lapangan sebagai Komandan Peleton atau setingkat.
-
Memiliki bekal
ilmu pengetahuan dan keterampilan militer taktik, militer umum, dasar
IPTEK dan memiliki pengetahuan profesi Manajemen Pertahanan untuk
pengembangan karier sebagai kader pemimpin.
-
Program Studi Teknik Sipil Pertahanan.
-
Memiliki kemampuan dasar Teknik
Sipil Pertahanan sesuai dengan perannya dalam penugasan di lapangan
-
Mampu melaksanakan tugas profesi
di lapangan sebagai seorang Komandan Peleton atau setingkat.
-
Memiliki bekal ilmu pengetahuan
dan keterampilan militer taktik, militer umum, dasar IPTEK dan memiliki
pengetahuan profesi Teknik Sipil
Pertahanan untuk pengembangan karier sebagai kader pemimpin.
-
Program Studi Teknik Mesin
Pertahanan.
-
Memiliki kemampuan dasar Teknik
Mesin Pertahanan sesuai dengan perannya dalam penugasan di lapangan.
-
Mampu melaksanakan tugas profesi
di lapangan sebagai seorang Komandan Peleton atau setingkat.
-
Memiliki bekal ilmu pengetahuan
dan keterampilan militer taktik, militer umum, dasar IPTEK dan memiliki
pengetahuan profesi Teknik Mesin Pertahanan untuk pengembangan karier
sebagai kader pemimpin.
-
Program Studi Teknik Elektro
Pertahanan.
-
Memiliki kemampuan dasar Teknik
Elektro Pertahanan sesuai dengan perannya dalam penugasan di lapangan.
-
Mampu melaksanakan tugas profesi
di lapangan sebagai seorang Komandan Peleton atau setingkat.
-
Memiliki bekal ilmu pengetahuan
dan keterampilan militer taktik, militer umum, dasar IPTEK dan memiliki
pengetahuan profesi Teknik Elektro Pertahanan untuk pengembangan
karier sebagai kader pemimpin.
-
Program Studi Administrasi
Pertahanan.
-
Memiliki kemampuan dasar
Administrasi Pertahanan sesuai dengan perannya dalam penugasan di
lapangan.
-
Mampu melaksanakan tugas profesi
di lapangan sebagai seorang Komandan Peleton atau setingkat.
-
Memiliki bekal ilmu pengetahuan dan
keterampilan militer taktik, militer umum, dasar IPTEK dan memiliki
pengetahuan profesi Administrasi Pertahanan untuk
pengembangan karier sebagai kader pemimpin.
-
POLA
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
-
Tahap pembentukan sikap. Pada tahap ini Taruna diberikan
pembekalan materi pembinaan mental rohani, mental ideologi dan mental
kejuangan untuk membentuk sikap dan perilaku sebagai prajurit Saptamarga
di dalam mengikuti pendidikan.
-
Tahap pengisian. Pada tahap ini Taruna
diberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar Perwira
yang dituangkan dalam kurikulum untuk membentuk profesionalisme
prajurit sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun pembekalan yang
diberikan sebagai berikut :
-
Pembekalan matra
darat dasar. Lulusan Akademi
Militer adalah Perwira Pejuang Saptamarga yang memiliki kemampuan
teknik dasar profesi kematraan serta potensi ilmu pengetahuan dan
teknologi tertentu agar mampu mengembangkan karier selama pengabdiannya
dan memiliki kualifikasi Profesi Kemiliteran serta kualifikasi Ilmu Umum Kesarjanaan bidang
Pertahanan sehingga mampu menerapkan ilmu tersebut untuk memahami,
menganalisis, dan menyelesaikan masalah pertahanan serta memiliki
kemampuan analisis kualitatif dan kuantitatif serta penalaran yang kuat
dan berpikir mandiri.
-
Pembekalan matra darat dasar lanjutan
diberikan pada pendidikan dasar kecabangan.
-
Tahap Pemantapan. Pada tahap ini Taruna diberikan
pembekalan/ ceramah / OJT / KKN / Tugas Akhir untuk menambah
kemampuannya sehingga dapat mengaplikasikan materi pelajaran yang diperoleh dalam pelaksanaan
tugas.
-
Pembagian
Jumlah SKS dalam Kurikulum. Kurikulum yang digunakan dalam operasional
pendidikan sebagai berikut :
-
Tingkat-I (Capratar, Pratar dan
Koptar) semester 1 dan 2. Pendidikan dasar keprajuritan (Chandradimuka) / pendidikan Integratif Taruna
Akademi TNI ini diselenggarakan oleh Mako Akademi TNI, dan kurikulum
pendidikan yang digunakan adalah berdasarkan Keputusan Danjen Akademi
TNI. Jumlah SKS untuk pendidikan Integratif
Taruna Akademi TNI adalah sebanyak 52 SKS.
-
Tingkat-II
(Sertar) semester 3 dan 4, Tingkat-III (Sermadatar) semester 5 dan 6
serta Tingkat-IV (Sermatutar) semester 7 dan 8. Pendidikan
dasar matra darat diselenggarakan oleh Akademi Militer pada semester 3
s/d 7 dan kurikulum pendidikan yang digunakan adalah berdasarkan
Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat. Kurikulum Akademi Militer yang
sudah melalui berbagai kajian, koordinasi dan pertimbangan serta uji
teori, yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan lembaga dewan
kurikulum TNI AD. Adapun penentuan program studi dengan hasil perumusan
Kurikulum Akademi Militer,
untuk Taruna mulai werving tahun 2007 sebagai berikut :
-
Jumlah SKS untuk program studi Manajemen
Pertahanan sebanyak 144 SKS, diikuti oleh Taruna Kecabangan Infanteri,
Kavaleri dan Armed.
-
Jumlah SKS untuk program studi Teknik
Sipil Pertahanan sebanyak 144 SKS, diikuti oleh Taruna Kecabangan Czi.
-
Jumlah SKS untuk program studi Teknik
Mesin Pertahanan sebanyak 144 SKS, diikuti oleh Taruna Kecabangan Cpl
dan Cpn.
-
Jumlah SKS untuk program studi Teknik
Elektro Pertahanan sebanyak 144 SKS, diikuti oleh
Taruna Kecabangan Chb dan Arhanud.
-
Jumlah SKS untuk program studi
Administrasi Pertahanan sebanyak 144 SKS, diikuti oleh Taruna
Kecabangan Cba, Cku, Caj, Cpm,
Ctp dan Chk.
Catatan
:
Apabila terjadi jumlah peserta
didik kurang dari batas minimal pada suatu Korps diintegrasikan pada
prodi terdekat pada rumpunnya tanpa menghilangkan makna dan kompetensi
Korps masing-masing. Hal ini hanya persoalan Akademik bukan persoalan
Korps.
-
KUALIFIKASI LULUSAN
Keluaran pendidikan Akmil adalah Perwira
TNI AD berpangkat Letnan Dua sesuai korps masing-masing yang
berkemampuan dasar jabatan golongan VIII setingkat Komandan Peleton dan
memiliki kualifikasi Akademis Program
Diploma IV (D IV) Pertahanan dengan gelar
Sarjana Sains Terapan Pertahanan (SST Han)
KEGIATAN PENDIDIKAN
Penyelenggaraan pendidikan di
Akademi Militer menggunakan upaya pengajaran dan pengasuhan yang
dilaksanakan secara simultan, serasi dan seimbang untuk membentuk dan
membina kepribadian, intelegensia dan fisik peserta didik guna mencapai
tujuan pendidikan. Kegiatan pengajaran dilaksanakan di kelas dan
laboratorium dengan menggunakan metode yang praktis. Kegiatan latihan
lapangan dilaksanakan secara terprogram, bertingkat, bertahap dan
berlanjut sesuai dengan tingkatnya masing-masing.
Pemantapan kemampuan dan
keterampilan teknis keprajuritan perorangan dilaksanakan dalam Latihan
Pramuka Yudha. bagi Taruna Tingkat tiga. Untuk memberikan bekal
pengalaman kepemimpinan lapangan dan kerja sama antar kecabangan dalam
operasi darat terpadu serta mengaplikasikan teknik dan taktik tingkat
kesatuan kecil dilaksanakan Gladi Lapang Widya Yudha bagi Taruna tingkat
tiga dan empat.
Latihan Praja Bhakti
merupakan kegiatan untuk mengenali problema sosial kemasyarakatan dan
penghayatan kemanunggalan TNI-Rakyat yang dilaksanakan di daerah
pedesaan. Dalam latihan ini, Taruna hidup bersama rakyat dan membantu
rakyat melaksanakan pembangunan daerahnya. Kegiatan latihan terdiri dari
: riset sosial, Karya Bhakti, Penyuluhan dan Pengenalan Akmil.
Pengasuhan dilaksanakan secara ekstra kurikuler dengan tujuan untuk
menumbuhkan, mengembangkan serta memantapkan kepribadian, intelegensia
dan jasmani Taruna guna memupuk jiwa kepemimpinan sebagai Calon Perwira
TNI AD. Kegiatan pengasuhan ini diprogramkan sepanjang tahun Akademi
dan pelaksanaannya dikendalikan serta diawasi oleh Resimen Taruna.
Kegiatan Ekstra Kurikuler yang disediakan bagi Taruna sesuai dengan
minat, bakat dan pilihannya sendiri, antara lain : Keagamaan, Olah
Raga, Kesenian, Beladiri, Bahasa Asing dan Komputer/IT.
Selain pendidikan yang
bersifat kematraan, dilaksanakan kegiatan yang bersifat integrasi antar
Taruna Akademi Angkatan dibawah supervisi Danjen Akademi TNI, terdiri
dari :
1. Pendidikan Dasar
Keprajuritan Chandradimuka selama 1th
(berdasarkan Perpang/28/V/2008, tgl 12 Mei 2008).
2. Pekan Integrasi
dan Kejuangan Taruna (PIKTAR).
3. Latihan Integrasi
Taruna Dewasa Nusantara (LATSITARDANUS).
4. Upacara Prasetia
Perwira.
LAMBANG AKADEMI MILITER
1. Kadga (ponyard) terhunus tegak
menghadap ke bawah bermakna setiap taruna memegang teguh disiplin,
jujur, rela berkorban, penolong sesama tanpa mengutamakan kepentingan
pribadi, berjiwa luhur dan selalu waspada sebagai Bhayangkara Negara.
2. Bunga teratai, bermakna seorang prajurit yang selalu tumbuh,
bersatu, menjadi dinamisator dan stabilisator masyarakat, mampu berdiri
sendiri tanpa menggantungkan nasibnya kepada siapapun dan bertujuan
mewujudkan keamanan dan kemakmuran yang abadi.
3. Buku/kitab, melambangkan ketekunan dalam mencapai profesionalisme
dan menyiapkan diri sebagai organisator dan pemimpin yang bijaksana.
4. Setangkai melati berkuncup lima melambangkan taruna sebagai
kuncup yang akan mekar, yang dengan jiwa Sumpah Prajurit akan menjadi
pembela ideologi negara Pancasila.
5. Setangkai padi berbuah tujuh bermakna berlandaskan Saptamarga
bertujuan mencapai kemakmuran bangsa dan negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
6. Melati dan padi masing-masing berseloka tiga, melambangkan tiga
unsur dalam kehidupan yaitu : Purwo, Madyo, Wasono dan Niat, Tekad,
Patrap yang berarti setiap kali kita melakukan tindakan harus penuh
dengan pertimbangan serta dilandasi dengan tekad yang bulat dan penuh
rasa tanggung jawab.
7. Angka 1945 dan 1957 bermakna : Akademi Militer yang dibuka
kembali oleh Presiden Republik Indonesia tahun 1957 merupakan kelanjutan
dari Akademi Milter Yogyakarta yang dibuka tahun 1945, dan semangat
juang, kepahlawanan, keprajuritan, beserta nilai-nilai '45 selalu akan
diwarisi oleh para taruna Akademi Militer.
8. Tulisan seloka yang berbunyi "ADHITAKARYA MAHATVAVIRYA NAGARA
BHAKTI " yang mempunyai makna : Sebagai Ksatria yang rajin dan giat
menuntut ilmu untuk diamalkan secara gagah berani dan bercita-cita luhur
sebagai patriot bangsa.
LOKASI
AKADEMI MILITER
Akademi Militer berada di
kota Magelang, propinsi Jawa Tengah, dengan ketinggian 400 meter dari
permukaan laut dan beriklim sejuk, yang dikelilingi oleh Gunung Merapi,
Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sundoro dan Gunung Tidar. Akmil
menempati tanah seluas 654,4493 Ha. yang terdiri dari Komplek Panca
Arga, Ksatrian Akmil, Mess Sundoro, Mess Sumbing, Mess Merapi, Mess
Dieng, Mess Kranggan, Kolam renang Pisangan, Daerah-daerah latihan
Gending, Pendem, Plempungan, kaloran, Kopeng dan Gringsing (Kab.
Batang).
Fasilitas - Fasilitas Pendidikan
sumber:
www.akmil.ac.id